DR (Ip). Gartono, SH, MH dan H. Firman Sidik,SE
Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota Bogor
dari Non Partai Partai Politik (Independen)
Tekad Firman – Gartono
Merevitalisasi
Kota Bogor (Bagian 2)
GARTONO CENTER --
Kota Bogor belum pernah memanfaatkan potensinya (vitalitas),
sehingga menjadi kota yang tertib, aman, dan sejahtera. Vitalitas
yang dimaksud adalah posisi kota yang strategis, lingkungan alamnya
yang indah, dan masyarakatnya yang berpikiran terbuka dan maju.
Bahkan vitalitas itu mengalami penurunan,
sebagai akibat pengelolaan kota yang asal-asalan. Alhasil, Kota Bogor
telah menjadi beban bagi penghuninya. Sebagai kandidat Calon Walikota
dan Calon Wakil Walikota Bogor dari unsur non partai politik
(independen) dengan nomor urut 1 (satu) pada bursa Pilwalkot 14
September 2013, Firman – Gartono bertekat merevitalisasi Kota
Bogor. Bagaimana strateginya? Berikut paparan Visi Misinya.
Kota Bogor mengalami
permasalahan di berbagai aspek yang menyangkut upaya-upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana visi Figur Bogor
(Firman Gartono untuk Masyarakat Bogor): Menjadikan
Bogor sebagai kota yang Aman, Tertib, dan Sejahtera,
maka untuk mencapainya saling terkait satu dengan lainnya dan harus
dicapai secara bersamaan. Maksud pencapaian kesejahteraan adalah
kesejahteraan untuk seluruh warga negara, sesuai dengan amanat
Pembukaan UUD 1945. Pemerintah berkewajiban melindungi segenap bangsa
dan tumpah darah Indonesia.
Untuk itu berbagai upaya
untuk menyejahterakan kehidupan rakyat itu tidak akan berpijak pada
pondasi yang rapuh, yang pada gilirannya memunculkan Kota Bogor yang
semakin tidak tertib dan tidak berkeadaban. Maka Figur Bogor akan
menggunakan 3 (tiga) strategi pokok, sebagai berikut:
Pertama,
mengembalikan kehidupan Kota Bogor kepada tatanan dan aturan yang
telah disepakati bersama. Kota Bogor dengan penghuninya yang tertib,
taat pada aturan, namun juga toleran, terbuka, dan memiliki semangat
gotong royong perlu diwujudkan.
Strategi pertama ini
mengembalikan system social dan ekonomi pada nilai dasarnya yang
memungkinkan proses pembangunan Kota Bogor berjalan dengan bersih,
efektif, efisien, dan berkeadilan.
Kedua,
membangun kembali Kota Bogor dari keterpurukan di berbagai bidang
kehidupan: ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan lingkungan.
Strategi kedua merupakan
agenda pembangunanan kembali kota Bogor untuk dapat menjadi kota yang
ramah, nyaman, dan produktif bagi penghuninya.
Ketiga,
membangun birokrasi dan kelembagaan Kota Bogor yang bersih, lebih
inklusif dan berdasar aspirasi rakyat Bogor.
Kelembagaan paling ujung
yang mampu menangkap aspirasi dan kehendak rakyat Bogor adalah Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). RT/RW harus lebih diberdayakan.
Ketiga strategi
pembangunan yang telah dirumuskan merupakan jawaban terhadap
permasalahan yang dihadapi Kota Bogor. Pengalaman masa lalu yang
hanya mementingkan aspek-aspek komersialistis dan meterialistis dari
kehidupan Kota Bogor ternyata menghasilkan bangunan yang rapuh, yaitu
kota yang semakin terdegradasi di berbagai aspek kehidupannya.
Strategi pembangunan yang
diajukan dilandaskan pada nilai-nilai dan norma kesepakatan bersama
seperti tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Pembangunan
Kota Bogor yang dimulai dari reformasi birokrasi secara konsekuen.
Pembangunan Kota Bogor yang sesuai dengan aspirasi rakyat Bogor dan
hasilnya dinikmati oleh rakyat Bogor dengan adil dan merata. []Visi
Misi: Membangun Kota Bogor Bersih, Tertib, Aman, dan Sejahtera
(Oleh Firman Sidik Halim dan Gartono)/Uddin Zainuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar