Jumat, 16 Agustus 2013

SELAMAT HUT INDONESIA

DR (Ip). Gartono, SH, MH


SELAMAT HUT KE 68 INDONESIA
Tanpa KeBeranian
: Tidak akan pernah ada KeMerdekaan

Tanpa KeMandirian
: apalah arti KeMerdekaan

Mari Bung Rebut Kembali !
: Merdeka !!! 
(Selamat HUT ke 68 Indonesia Ku)

  Gartono Center

Senin, 05 Agustus 2013

Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari Non Partai Politik (Independen)



DR (Ip). Gartono, SH, MH dan H. Firman Sidik Halim, SE

Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari Non Partai Politik (Independen)

Tekad Firman – Gartono 
Merevitalisasi Kota Bogor (Bagian 1)

GARTONO CENTER -- Kota Bogor belum pernah memanfaatkan potensinya (vitalitas), sehingga menjadi kota yang tertib, aman, dan sejahtera. Vitalitas yang dimaksud adalah posisi kota yang strategis, lingkungan alamnya yang indah, dan masyarakatnya yang berpikiran terbuka dan maju. Bahkan vitalitas itu mengalami penurunan, sebagai akibat pengelolaan kota yang asal-asalan. Alhasil, Kota Bogor telah menjadi beban bagi penghuninya. Sebagai kandidat Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari unsur non partai politik (independen) dengan nomor urut 1 (satu) pada bursa Pilwalkot 14 September 2013, Firman – Gartono bertekat merevitalisasi Kota Bogor. Bagaimana strateginya? Berikut paparan Visi Misinya.

 
 Firman - Gartono dalam acara di KPU Kota Bogor

Pada masa lalu Kota Bogor adalah kota yang sangat ramah bagi penduduk yang menghuninya. Keramahan itu terlihat dari potensi (vitalitas) kota yang sejuk hijau yang memiliki latar belakang gunung Salak, gunung Gede, dan gunung Pangrango. Kota yang dialiri sungai-sungai besar: Ciliwung dan Cisadane. Kota yang dipilih oleh para ahli botani dunia sebagai tempat yang sangat cocok bagi penelitian dan pengembangan tanaman tropis.

Kebun Raya yang berada di pusat kota adalah salah satu kebun raya yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan tropis terlengkap di seluruh dunia. Kota yang memiliki pusat penelitian dan pendidikan biologi dan pertanian terkenal di Indonesia maupun di lingkup internasional. Kota di mana angin dari laut bertemu angin dari gunung, yang menghasilkan Bogor dikenal sebagai Kota Hujan. Kota yang pada masa kolonial dikenal dengan julukan Buitenzorg, karena udara yang sejuk segar dan lingkungan yang indah, aman, dan tenteram.

Namun Kota Bogor yang sekarang adalah kota yang tidak berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Kota yang padat, bising, dan kota yang tidak ramah lagi bagi penghuninya. Kota yang pelan tapi pasti menurun kualitas dan daya dukungnya. Kota dengan fasilitas publik yang semakin terbatas dan buruk akibat pengelolaan yang asal-asalan. Kota di mana ruang terbuka semakin sulit untuk dapat dinikmati fungsi dan keindahannya. Taman-taman kota dan jalur kaki lima yang semakin tidak terawat dan terokupasi untuk kepentingan lain, menjadi pemandangan yang umum.
 
 Firman - Gartono ( 1 dan 2 dari kanan) bersama Tim Sukses di      KPU Kota Bogor
 
Kota Bogor telah menjadi beban bagi penghuninya. Akibat jumlah penduduk yang padat dan beban semakin berat, kota lebih sering macet, fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan semakin menurun kualitasnya. Ruang publik yang semakin terbatas, menjadikan penduduk menjadi lebih mudah marah dan tertekan. Kota yang tingkat kriminalitasnya semakin mengkhawatirkan dan mengganggu ketenangan penghuninya. Kota Bogor telah cukup lama menderita, akibat orientasi dan pengelolaan yang tidak tepat.

Masa depan Kota Bogor harus diselamatkan. Kota Bogor harus menjadi kota yang paling layak untuk menjadi tempat tinggal. Kota Bogor harus menjadi kota yang aman, tertib, dan nyaman untuk hidup dan berusaha. Kota di mana penduduknya menjadi lebih sehat dan produktif karena lingkungan yang aman, bersih, tertata rapi, serta dilengkapi fasilitas publik yang berkualitas dan mencukupi.

Pemerintah telah silih berganti mengatur dan mengelola Bogor, namun keadaan tidak semakin baik. Kota Bogor memerlukan pemimpin dan pengelola yang memiliki hati dan kedekatan mendalam dengan kota ini. Pemimpin yang memiliki kerinduan untuk melihat Bogor kembali menjadi kota yang aman, tertib, dan sejahtera.

Kota Bogor juga membutuhkan pemimpin yang sedari awal turut serta dalam pergumulan untuk menjadikan Bogor sebagai kota yang diimpikan oleh penghuninya, yaitu kota yang tidak saja indah dan teratur, tetapi juga kota yang kesejahteraan penghuninya semakin meningkat secara berkelanjutan. Pemimpin yang memiliki tekad besar menjadikan Bogor menjadi kota yang ramah dan berkarakter, karena sedari lahir sampai saat ini tinggal dan berpenghidupan di Kota Bogor. Pemimpin yang memiliki kedekatan dan dukungan para tokoh dan juga dengan khalayak akar rumput yang memiliki kerinduan dan impian yang sama untuk membangun Bogor.

Inilah latar belakang yang menjadi keputusan kami (Firman – Gartono), memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai kandidat calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor, dengan visi: Menjadikan Bogor sebagai Kota yang Aman, Tertib, dan Sejahtera.
 
Kota Bogor memiliki vitalitas yang besar dari aspek letaknya yang strategis, lingkungan alamnya yang indah, dan masyarakatnya yang berpikiran terbuka dan maju. Merevitalisasi Kota Bogor merupakan agenda penting demi generasi sekarang mau pun generasi berikutnya. Maka dari itu Kota Bogor memerlukan kebersamaan dan kepedulian dari segenap penduduknya untuk mewujudkan visi Bogor sebagai kota yang tidak saja indah dan nyaman, tetapi juga aman, tertib, dan sejahtera . [] Visi Misi: Membangun Kota Bogor Bersih, Tertib, Aman, dan Sejahtera (Oleh Firman Sidik Halim dan Gartono)/Uddin Zainuddin

Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari Non Partai Politik (Independen)

DR (Ip). Gartono, SH, MH dan H. Firman Sidik,SE

Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor 
dari Non Partai Partai Politik (Independen)

Tekad Firman – Gartono Merevitalisasi 
Kota Bogor (Bagian 2)

GARTONO CENTER -- Kota Bogor belum pernah memanfaatkan potensinya (vitalitas), sehingga menjadi kota yang tertib, aman, dan sejahtera. Vitalitas yang dimaksud adalah posisi kota yang strategis, lingkungan alamnya yang indah, dan masyarakatnya yang berpikiran terbuka dan maju. Bahkan vitalitas itu mengalami penurunan, sebagai akibat pengelolaan kota yang asal-asalan. Alhasil, Kota Bogor telah menjadi beban bagi penghuninya. Sebagai kandidat Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari unsur non partai politik (independen) dengan nomor urut 1 (satu) pada bursa Pilwalkot 14 September 2013, Firman – Gartono bertekat merevitalisasi Kota Bogor. Bagaimana strateginya? Berikut paparan Visi Misinya. 
 
Kota Bogor mengalami permasalahan di berbagai aspek yang menyangkut upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana visi Figur Bogor (Firman Gartono untuk Masyarakat Bogor): Menjadikan Bogor sebagai kota yang Aman, Tertib, dan Sejahtera, maka untuk mencapainya saling terkait satu dengan lainnya dan harus dicapai secara bersamaan. Maksud pencapaian kesejahteraan adalah kesejahteraan untuk seluruh warga negara, sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945. Pemerintah berkewajiban melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Untuk itu berbagai upaya untuk menyejahterakan kehidupan rakyat itu tidak akan berpijak pada pondasi yang rapuh, yang pada gilirannya memunculkan Kota Bogor yang semakin tidak tertib dan tidak berkeadaban. Maka Figur Bogor akan menggunakan 3 (tiga) strategi pokok, sebagai berikut:

Pertama, mengembalikan kehidupan Kota Bogor kepada tatanan dan aturan yang telah disepakati bersama. Kota Bogor dengan penghuninya yang tertib, taat pada aturan, namun juga toleran, terbuka, dan memiliki semangat gotong royong perlu diwujudkan.

Strategi pertama ini mengembalikan system social dan ekonomi pada nilai dasarnya yang memungkinkan proses pembangunan Kota Bogor berjalan dengan bersih, efektif, efisien, dan berkeadilan.

Kedua, membangun kembali Kota Bogor dari keterpurukan di berbagai bidang kehidupan: ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan lingkungan.

Strategi kedua merupakan agenda pembangunanan kembali kota Bogor untuk dapat menjadi kota yang ramah, nyaman, dan produktif bagi penghuninya.

Ketiga, membangun birokrasi dan kelembagaan Kota Bogor yang bersih, lebih inklusif dan berdasar aspirasi rakyat Bogor.

Kelembagaan paling ujung yang mampu menangkap aspirasi dan kehendak rakyat Bogor adalah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). RT/RW harus lebih diberdayakan.

Ketiga strategi pembangunan yang telah dirumuskan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi Kota Bogor. Pengalaman masa lalu yang hanya mementingkan aspek-aspek komersialistis dan meterialistis dari kehidupan Kota Bogor ternyata menghasilkan bangunan yang rapuh, yaitu kota yang semakin terdegradasi di berbagai aspek kehidupannya.

Strategi pembangunan yang diajukan dilandaskan pada nilai-nilai dan norma kesepakatan bersama seperti tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Pembangunan Kota Bogor yang dimulai dari reformasi birokrasi secara konsekuen. Pembangunan Kota Bogor yang sesuai dengan aspirasi rakyat Bogor dan hasilnya dinikmati oleh rakyat Bogor dengan adil dan merata. []Visi Misi: Membangun Kota Bogor Bersih, Tertib, Aman, dan Sejahtera (Oleh Firman Sidik Halim dan Gartono)/Uddin Zainuddin

Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari Non Partai Politik (Independen)

DR (Ip). Gartono, SH, MH dan H. Firman Sidik, SE


Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari Non Partai Partai Politik (Independen)

Tekad Firman – Gartono Merevitalisasi Kota Bogor (Bagian 3)

GARTONO CENTER -- Kota Bogor belum pernah memanfaatkan potensinya (vitalitas), sehingga menjadi kota yang tertib, aman, dan sejahtera. Vitalitas yang dimaksud adalah posisi kota yang strategis, lingkungan alamnya yang indah, dan masyarakatnya yang berpikiran terbuka dan maju. Bahkan vitalitas itu mengalami penurunan, sebagai akibat pengelolaan kota yang asal-asalan. Alhasil, Kota Bogor telah menjadi beban bagi penghuninya. Sebagai kandidat Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari unsur non partai politik (independen) dengan nomor urut 1 (satu) pada bursa Pilwalkot 14 September 2013, Firman – Gartono bertekat merevitalisasi Kota Bogor. Bagaimana strateginya? Berikut paparan Visi Misinya.

Berikut ini adalah penjelasan secara rinci rumusan agenda dan program-program yang akan dijalankan oleh Figur Bogor (Firman Gartono untuk Masyarakat Bogor), jika mereka terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota dan memimpin Kota Bogor. Agenda dan program ini merupakan operasionalisasi sebagaimana visi misi Figur Bogor: Menjadikan Bogor sebagai kota yang Aman, Tertib, dan Sejahtera.

Agenda dan Program Mewujudkan Kota Bogor yang Aman Damai
Perlu ada tindakan-tindakan tegas dan terencana dengan baik untuk mengurangi krimininalitas, kejahatan, dan kekerasan di Kota Bogor. Rencana program untuk mengatasi krimininalitas dan gangguan keamanan adalah sebagai berikut:
  1. Menegakkan hukum, aturan dan peraturan dengan tegas, tidak diskriminatif, dan adil.
  2. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencegah krimininalitas dan gangguan keamanan dan ketertiban di tempat tinggalnya masing-masing.
  3. Meningkatkan kesadaran akan hak-hak dan kewajiban hukum masyarakat.
  4. Membangun kembali kepercayaan social antar masyarakat.
  5. Melaksanakan reformasi birokrasi dengan konsisten dan konsekuen.
  6. Memperkuat peran RT dan RW dalam memantau keamanan lingkungan.
Kebutuhan hidup, kesempatan kerja yang sulit diperoleh, ataupun keinginan-keinginan materi yang melebihi kapasitas atau kemampuan dirinya, sering mendorong orang untuk melanggar hukum. Oleh sebab itu berbagai upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang disertai keadilan diharapkan dapat mengurangi kuantitas dan kualitas tindak criminal atau pun kejahatan di Kota Bogor.

Agenda dan Program Mewujudkan Bogor yang Tertib
Rencana program yang diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penegakan hukum dan ketertiban sebagai berikut:
  1. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas lembaga ketenraman dan ketertiban.
  2. Memastikan bahwa hukum, aturan, dan peraturan diterapkan dengan adil dan berpihak pada kebenaran.
  3. Menghapus peraturan yang bersifat diskriminatif dan yang melanggar prinsip keadilan.
  4. Menata dan memperkuat rencana tata ruang Kota Bogor untuk menjadikan Kota Bogor sebagai tempat yang nyaman untuk hidup dan berusaha.
  5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaann berbagai fasilitas public (tempat sampah, toilet, tempat parkir, jalan, dan kaki lima/trotoar).
  6. Meningkatkan kualitas pasar tradisional yang ada di Kota Bogor.
  7. Meningkatkan kualitas dan kebersihan taman dan area public.
  8. Memastikan ketertiban dan kelancaran lalu lintas di Kota Bogor.
  9. Meningkatkan kualitas dan kebersihan saluran air, selokan, dan gorong-gorong di seluruh pelosok Kota Bogor.
  10. Melaksanakan reformasi birokrasi dengan memberantas segenap praktik pungutan liar, kolusi, kolusi, dan nepotisme.
  11. Member contoh nyata bahwa kepala daerah (Walikota) dan jajarannya patuh dan taat pada hukum aturan, dan peraturan.
Agenda dan Program Mewujudkan Kota Bogor dengan Penduduknya yang Sejahtera
  1. Peningkatan dan penciptaan kesempatan kerja.
Rencana program untuk memperluas kesempatan kerja sebagai berikut:
  • Menciptakan kepastian hukum, peraturan, dan rasa aman untuk berusaha dan bekerja.
  • Meningkatkan dan mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas.
  • Mendukung usaha perdagangan dan industry yang memiliki daya saing dan menyediakan kesempatan kerja.
  1. Peningkatan akses Pendidikan dan Kesehatan
Kebijakan dan program untuk meningkatkan akses penduduk Kota Bogor terhadap pendidikan dan kesehatan berkualitas sebagai berikut:
  • Memastikan para guru dan tenaga kesehatan memperoleh hak-haknya dengan tepat waktu, tepat jumlah, tidak dipotong dan dikorupsi.
  • Memastikan seluruh program BOS, BSM (beasiswa untuk siswa miskin) dan berbagai bantuan pendidikan lainnya sampai pada sasaran.
  • Memastikan setiap penduduk Kota Bogor memiliki akses terhadap layanan kesehatan.
  • Bagi rakyat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan akses layanan kesehatan gratis.
  1. Penghapusan Kemiskinan
Rencana program yang akan dilakukan untuk menghapus kemiskinan sebagai berikut:
  • Memperbaiki mutu layanan pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan akses penduduk miskin terhadap layanan tersebut.
  • Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, dengan memastikan seluruh bantuan untuk rakyat miskin (raskin) sampai tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat kualitas.
  • Memperbaiki iklim usaha, sehingga mampu membuka peluang usaha.
  • Menerapkan kebijakan dengan target pengurangan kemiskinan yang jelas dan bertanggungjawab.
  1. Penghapusan ketimpangan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup
Rencana programnya sebagai berikut:
  • Meratakan dan memperbaiki kuantitas dan kualitas infrastruktur.
  • Memperbaiki akses penduduk Kota Bogor terhadap sumber daya ekonomi.
  • Meningkatkan akses usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap sumberdaya permodalan, dan mendukung kerjasama yang sinergis dan adil dengan usaha skala besar.
  • Memastikan bahwa pembangunan tidak mengorbankan keberlanjutan daya dukung lingkungan Kota Bogor dan mengurangi kesempatan yang dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
  • Memeratakan dan meningkatkan peluang dan daya tarik investasi hijau di Kota Bogor.
  • Memperbaiki kualitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.
  • Meningkatkan penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan anak.
Pengalaman masa lalu di berbagai daerah telah member pelajaran bahwa ketimpangan dapat menimbulkan korban dan biaya yang sangat mahal. Itu sebabnya pemerintah harus member perhatian serius untuk mengurangi ketimpangan yang dirasakan oleh masyarakat di berbagtai aspek kehidupan. []Visi Misi: Membangun Kota Bogor Bersih, Tertib, Aman, dan Sejahtera (Oleh Firman Sidik Halim dan Gartono)/Uddin Zainuddin

Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari Non Partai Politik (independen)

 DR (Ip). Gartono, SH, MH dan H. Firman Sidik,SE


Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor 
dari Non  Partai Politik (Independen)

Tekad Firman – Gartono Merevitalisasi Kota Bogor (Bagian 4, habis)

GARTONO CENTER -- Kota Bogor belum pernah memanfaatkan potensinya (vitalitas), sehingga menjadi kota yang tertib, aman, dan sejahtera. Vitalitas yang dimaksud adalah posisi kota yang strategis, lingkungan alamnya yang indah, dan masyarakatnya yang berpikiran terbuka dan maju. Bahkan vitalitas itu mengalami penurunan, sebagai akibat pengelolaan kota yang asal-asalan. Alhasil, Kota Bogor telah menjadi beban bagi penghuninya. Sebagai kandidat Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bogor dari unsur non partai politik (independen) dengan nomor urut 1 (satu) pada bursa Pilwalkot 14 September 2013, Firman – Gartono bertekat merevitalisasi Kota Bogor. Bagaimana strateginya? Berikut paparan Visi Misinya. 
 
Kota Bogor memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang aman, tertib, dan sejahtera. Kota yang dikelilingi gunung-gunung indah dan sungai-sungainya dialiri air sepanjang tahun ini, sangat nyaman sebagai tempat untuk bermukim. Posisinya yang strategis, dengan jarak relatif dekat dengan Ibu Kota Negara, pusat pemerintahan dan bisnis, menjadikannya tempat yang potensial untuk berinvestasi dan berusaha.
Namun semua potensi dan faktor positif yang dimiliki Kota Bogor tidak digunakan dengan tepat. Yang muncul kemudian adalah Kota Bogor yang semakin sesak, kumuh, dan tidak ramah bagi penghuninya. Padahal, kota yang sudah berusia 431 tahun ini pernah menjadi primadona masyarakat dunia, mereka berduyun-duyun datang sejak ratusan tahun lalu dengan memanfaatkan potensinya, bahkan menjadi pemukim tetap dengan keturunannya hingga saat ini.

Sudah tiba waktunya bagi penduduk Kota Bogor untuk bangkit dari ketidakpeduliannya. Bersama-sama kita hentikan laju penurunan mutu kehidupan dan merosotnya mutu lingkungan Kota Bogor. Masa depan Kota Bogor ditentukan oleh tindakan tepat generasi saat ini. Kesejahteraan masyarakat Kota Bogor ke depan akan ditentukan oleh pilihan-pilihan yang dilakukan hari ini.

Sebagai bagian dari tanggungjawab dan kewajiban kami, penghuni Bogor sejak lahir sampai sekarang, maka kami dengan dukungan seluruh komopnen masyaraat Bogor memutuskan untuk mencalonkan diri untuk dipilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bogor. Visi dan Misi yang rinkas ini merupakan pandangan kami tentang pembangunan Kota Bogor. []Visi Misi: Membangun Kota Bogor Bersih, Tertib, Aman, dan Sejahtera (Oleh Firman Sidik Halim dan Gartono)/Uddin Zainuddin


Kamis, 01 Agustus 2013

TIM GARTONO CENTER





GARTONO CENTER -- Ketua Gartono Center Edwin Addie (kedua dari kanan)



  GARTONO CENTER – Tim Gartono Center rapat di lantai 6, Hotel Pangrango, Bogor  pada 1 Agustus 2013. Gartono, Ayu Listy (kelima dari kanan) dan tim seusai rapat dan berbuka puasa bersama. Tim bersemangat untuk memenangkan FIGUR Bogor dalam bursa Pilwalkot Bogor pada 14 September 2013 mendatang dengan strategi yang matang dan kepercayaan diri yang tinggi.  

FIGUR IS NUMBER ONE



DR. Gartono, SH, MH: "Figur is Number One"



Figur is Number One

GARTONO CENTER –  Figur Bogor, tagline kampanye  Firman  - Gartono untuk masyarakat Bogor adalah nomor 1 (satu).   Tagline itu semakin popular akhir-akhir ini. “Figur is number one,” kata para relawan dan  simpatisan.

Itu terbukti setiap pertemuan dengan warga, Gartono disambut jari telunjuk, sebagai simbol nomor urut 1 (satu) dalam Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bogor pada  14 September 2013 mendatang . Begitu juga  pertemuan dengan Rektor dan Dekan Fakultas Hukum dan Dekan FKIP Universitas Pakuan Bogor. Mereka mendorong Figur untuk memenangkan bursa pecalonan walikota 2014 – 2019.
                                   
                                

Gartono dan rombongan Tim Sukses pada saat pertemuan dengan Rektor Universitas Pakuan

Sebagai alumni Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor, DR. Gartono, SH, MH  tetap ingat almamaternya. Calon Wakil Walikota Bogor  dari  unsur non partai politik ini  bersama rombongan tim suksesnya menemui Rektor Universitas  Pakuan, Prof. Rubini Atmawidjaja, Ph.D, M.Sc, Ir beberapa waktu lalu.

Rubini memberi  apresiasi atas kunjungan tersebut. ia mengatakan bangga dengan calon orang nomor dua di Kota Bogor itu.  “Saya bangga dengan Saudara Gartono yang tetap ingat dengan almamaternya (Universitas Pakuan),” sambut Rubini hangat kepada rombongan.

Meski tidak membuat keputusan penting, tetapi pertemuan yang menghabiskan waktu hampir dua jam itu member arti penting bagi kedua belah pihak. Bagi sang rektor setidaknya dapat  menitipkan amanah yang harus dilakasanakan jika Firman – Gartono memenangkan Pemilihan Walikota Bogor pada 14 September mendatang. Bahkan, Rubini membuka diri untuk pertemuan berikutnya dengan Gartono untuk berdiskusi atau berdialog tentang Kota Bogor dan masadepannya. “Silakan datang, kapan pun Anda membutuhkan saya,” tutur Rubini. 

Bagi Gartono dan rombongan  pertemuan itu member arti penting sebagai dorongan moril dan doa restu dari almamaternya.  Apalagi, Gartono adalah  Ketua Alumni Universitas Pakuan.

                                     


Figur adalah nomor 1, kata Dekan Fakultas Hukum Unpak (dua dari kiri)
                                     
   

Firman - Gartono nomor urut 1, kata Dekan FKIP Unpak (tengah)


Tak lupa Rektor Rubini berfoto bersama dengan rombongan Gartono  yang menunjuk jari telunjuk, sebagai simbol nomor urut 1 (satu) pada Pilwalkot nanti. Begitu juga ketika berkunjung ke Dekan Fakultas Hukum dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, pada saat berfoto semua menunjuk jari telunjuk. Rektor dan Dekan  menyambut hangat kunjungan Gartono dan rombongan ke Universitas Pakuan. “Figur is number one,” kata Rektor dan Dekan. [] Uddin Zainuddin

  




Selasa, 30 Juli 2013

Gartono, Calon Wakil Walikota yang Idealis



FIGUR (Firman Gartono Untuk Masyarakat Bogor) tagline kampanye pasangan Firman Sidik Halim - Gartono dengan nomor  urut 1.  

Gartono,  Calon Wakil Walikota 
Bogor yang Idealis


GARTONO CENTER -- Idealisme. Banyak orang yang merasa dibodohi oleh kata idealisme. Idealisme seolah membuat seseorang miskin dan terasing dari lingkungannya. Tetapi tidak bagi DR. Gartono SH, MH. Sebagai Ketua Yayasan Angkatan 84 yang menaungi Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi (SMKF), Gartono berhasil menanamkan idealisme tanpa harus memosisikan siswa-siswi SMKF terasing dari lingkungannya.

“Murid-murid SMKF tidak boleh pacaran di antara mereka. Yang ketahuan diarak di depan murid lain,” kata Gartono calon Wakil Walikota Bogor berpasangan dengan Firman Sidik Halim sebagai calon Walikota Bogor dalam Pilwakot Bogor pada 14 September 2013 mendatang seperti yang dikutip situs berita  Bogorkita dalam pembicaraannya di Cimahpar, Kota Bogor, beberapa waktu lalu.

“Saya tidak mau melihat siswa-siswi SMKF miskin. Dia harus berhasil. Karena itu kualitas harus menjadi yang utama,” katanya memberi alasan.


 Sebagai calon Wakil Walikota Bogor dari unsur independen, Gartono (nomor 4 dari kiri) optimistik bertarung dalam Pilwalkot Bogor 2013.

Murid-murid SMKF yang diwawancara Bogorkita mengakui hal itu. Mereka tidak hanya menerima, tetapi juga senang karena memiliki karakter dan mengaku mudah berkonsentrasi pada pelajaran. Mereka juga bangga karena kakak-kakak kelas mereka yang sudah lulus tidak ada yang menganggur alias langsung diserap oleh dunia kerja.

Keceriaan tergambar jelas dari wajah berseri siswa-siswi SMKF Bogor. Saat ditanya apa enaknya sekolah di SMKF, mereka berebutan memberikan jawaban. Jawaban mereka bermacam-macam. Ada yang mengatakan, karena setelah lulus pasti diterima kerja sebagai asisten apoteker. Jawaban lain, karena senang bisa membuat obat. Senang karena bisa menyelamatkan orang lain. “Saya pernah menyelamatkan tetangga yang sedang sakit,” kata Yeni.

Ketika dikejar alasan soal lulusan yang pasti diterima kerja, Yeni, Ali, Widya, Avia, Adit, dan juga Ewis memberikan jawaban sama. “Itu sudah pasti. Tidak ada lulusan yang ngganggur,” kata mereka. “Gajinya Rp 2 juta,” celetuk yang lain.

Siswa-siswi juga memuji guru-guru yang mereka bahasakan sebagai guru yang hebat-hebat karena lulusan perguruan tinggi ternama. “Walau menerapkan disipilin tinggi, tetapi guru-guru suka humor juga,” kata mereka.

Siswa SMKF Bogor juga menyatakan bangga dengan sekolahnya karena tidak ada perlakuan diskrimatif. Siswa kaya atau miskin diperlakukan sama. Mengenai biaya mereka mengatakan sangat terjangkau. “Pokoknya terjangkau deh…” kata Widya.

Kekompakan siswa tampak nyata. Ketika acara peletakan batu pertama usai, semua siswa langsung melipat kursi dan merapikannya. Tidak ada yang tidak bergerak. Kepala sekolah juga menyapa mereka dengan kata “sayang”.

SMKF bediri sudah lama. Tetapi peletakan batu pertama pengembangan pembangunan gedung sekolah dilaksanakan tahun 2008. Mungkin karena Ketua Yayasnnya yang manaunginya, Gartono adalah seorang pengacara idealis, Acara peresmian dihadiri sejumlah tokoh.

Dari Jakarta ketika itu hadir Menteri Pemuda dan Olahraga Adhiyaksa Dault, sekaligus membubuhkan tanda tangan pada prasasti gedung. Sementara dari Bogor, hadir antara lain Danrem 061/SK Bogor AS Kembaren, Dandim 0606 Bogor Arif Rahman, tokoh partai, dan tokoh masyarakat lainnya. Wali Kota Bogor Diani Budiarto turut memberikan kata sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor,  (mantan Sekdakot Bogor dan mantan Balon Walikota Bogor 2013) Bambang Gunawan.

Saat memberikan kata sambutan Gartono tak kuasa menahan air matanya. “Saya terharu banyak teman-teman yang hadir,” kata Gartono mengenang acara peresmian SMKF yang dirintis bersama Ir. Safni, istrinya.

Gartono dikenal sebagai aktivis mahasiswa tahun 80-an. Ia sering muncul dan bergabung dengan aktivis dari berbagai universitas di Indonesia dalam demo menentang otoritarianisme Soeharto. Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Pakuan, Bogor, Gartono terjun ke dunia pengacara. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Kabupaten Bogor, pernah  menjadi Ketua Peradi Bogor Raya. Di profesi ini, lagi-lagi Gartono mampu memegang teguh idealisme. Ia tak segan membela orang-orang miskin dan tertindas tanpa dibayar. Dunia politik juga digelutinya dengan penuh idealisme. Walau banyak partai yang meminangnya, Gartono kukuh di Gerakan Rakyat Marhaen (GRM). “Saya cocok di situ karena GRM berjuang untuk orang miskin,” katanya.  

Di usia 48 tahun, Gartono masih kukuh dengan idealismenya. Ia bersama Firman Sidik Halim bertarung dengan empat pasangan cawalkot dalam Pilwakot Bogor September 2013 mendatang. Firman - Gartono, pasangan yang cukup percaya diri sebagai calon dari unsur  non partai politik dalam bursa pencalonan tersebut. “Saya pikir jika unsur non parpol memenangkan pilkada ini, maka dapat dipastikan good governance dapat dijalankan, karena kami hanya terikat komitmen dengan rakyat dalam menjalankan pemerintahan,” jelas Gartono optimistik. [] Bogor-kita.com/Uddin Zainuddin