FIGUR (Firman Gartono Untuk Masyarakat Bogor) tagline kampanye pasangan Firman Sidik Halim - Gartono dengan nomor urut 1.
Gartono, Calon Wakil Walikota
Bogor yang Idealis
Bogor yang Idealis
GARTONO CENTER -- Idealisme. Banyak
orang yang merasa dibodohi oleh kata idealisme. Idealisme seolah membuat
seseorang miskin dan terasing dari lingkungannya. Tetapi tidak bagi DR. Gartono
SH, MH. Sebagai Ketua Yayasan Angkatan 84 yang menaungi Sekolah Menengah
Kejuruan Farmasi (SMKF), Gartono berhasil menanamkan idealisme tanpa harus
memosisikan siswa-siswi SMKF terasing dari lingkungannya.
“Murid-murid SMKF tidak boleh
pacaran di antara mereka. Yang ketahuan diarak di depan murid lain,” kata Gartono calon
Wakil Walikota Bogor berpasangan dengan Firman Sidik Halim sebagai calon
Walikota Bogor dalam Pilwakot Bogor pada 14 September 2013 mendatang seperti
yang dikutip situs berita Bogorkita
dalam pembicaraannya di Cimahpar, Kota Bogor, beberapa waktu lalu.
“Saya tidak mau melihat siswa-siswi
SMKF miskin. Dia harus berhasil. Karena itu kualitas harus menjadi yang utama,”
katanya memberi alasan.
Sebagai calon Wakil Walikota Bogor dari unsur independen, Gartono (nomor 4 dari kiri) optimistik bertarung dalam Pilwalkot Bogor 2013.
Murid-murid SMKF yang diwawancara Bogorkita
mengakui hal itu. Mereka tidak hanya menerima, tetapi juga senang karena
memiliki karakter dan mengaku mudah berkonsentrasi pada pelajaran. Mereka juga
bangga karena kakak-kakak kelas mereka yang sudah lulus tidak ada yang
menganggur alias langsung diserap oleh dunia kerja.
Keceriaan tergambar jelas dari wajah
berseri siswa-siswi SMKF Bogor. Saat ditanya apa enaknya sekolah di SMKF,
mereka berebutan memberikan jawaban. Jawaban mereka bermacam-macam. Ada yang
mengatakan, karena setelah lulus pasti diterima kerja sebagai asisten apoteker.
Jawaban lain, karena senang bisa membuat obat. Senang karena bisa menyelamatkan
orang lain. “Saya pernah menyelamatkan tetangga yang sedang sakit,” kata Yeni.
Ketika dikejar alasan soal lulusan
yang pasti diterima kerja, Yeni, Ali, Widya, Avia, Adit, dan juga Ewis
memberikan jawaban sama. “Itu sudah pasti. Tidak ada lulusan yang ngganggur,”
kata mereka. “Gajinya Rp 2 juta,” celetuk yang lain.
Siswa-siswi juga memuji guru-guru
yang mereka bahasakan sebagai guru yang hebat-hebat karena lulusan perguruan
tinggi ternama. “Walau menerapkan disipilin tinggi, tetapi guru-guru suka humor
juga,” kata mereka.
Siswa SMKF Bogor juga menyatakan
bangga dengan sekolahnya karena tidak ada perlakuan diskrimatif. Siswa kaya
atau miskin diperlakukan sama. Mengenai biaya mereka mengatakan sangat
terjangkau. “Pokoknya terjangkau deh…” kata Widya.
Kekompakan siswa tampak nyata.
Ketika acara peletakan batu pertama usai, semua siswa langsung melipat kursi
dan merapikannya. Tidak ada yang tidak bergerak. Kepala sekolah juga menyapa
mereka dengan kata “sayang”.
SMKF bediri sudah lama. Tetapi
peletakan batu pertama pengembangan pembangunan gedung sekolah dilaksanakan
tahun 2008. Mungkin karena Ketua Yayasnnya yang manaunginya, Gartono adalah
seorang pengacara idealis, Acara peresmian dihadiri sejumlah tokoh.
Dari Jakarta ketika itu hadir
Menteri Pemuda dan Olahraga Adhiyaksa Dault, sekaligus membubuhkan tanda tangan
pada prasasti gedung. Sementara dari Bogor, hadir antara lain Danrem 061/SK
Bogor AS Kembaren, Dandim 0606 Bogor Arif Rahman, tokoh partai, dan tokoh
masyarakat lainnya. Wali Kota Bogor Diani Budiarto turut memberikan kata
sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, (mantan Sekdakot Bogor dan mantan Balon Walikota
Bogor 2013) Bambang Gunawan.
Saat memberikan kata sambutan
Gartono tak kuasa menahan air matanya. “Saya terharu banyak teman-teman yang
hadir,” kata Gartono mengenang acara peresmian SMKF yang dirintis bersama Ir.
Safni, istrinya.
Gartono dikenal sebagai aktivis
mahasiswa tahun 80-an. Ia sering muncul dan bergabung dengan aktivis dari
berbagai universitas di Indonesia dalam demo menentang otoritarianisme
Soeharto. Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Pakuan, Bogor, Gartono terjun
ke dunia pengacara. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Advokat Indonesia
(IKADIN) Kabupaten Bogor, pernah menjadi
Ketua Peradi Bogor Raya. Di profesi ini, lagi-lagi Gartono mampu memegang teguh
idealisme. Ia tak segan membela orang-orang miskin dan tertindas tanpa dibayar.
Dunia politik juga digelutinya dengan penuh idealisme. Walau banyak partai yang
meminangnya, Gartono kukuh di Gerakan Rakyat Marhaen (GRM). “Saya cocok di situ
karena GRM berjuang untuk orang miskin,” katanya.
Di usia 48
tahun, Gartono masih kukuh dengan idealismenya. Ia bersama Firman Sidik Halim
bertarung dengan empat pasangan cawalkot dalam Pilwakot Bogor September 2013 mendatang. Firman - Gartono, pasangan yang cukup
percaya diri sebagai calon dari unsur non partai politik dalam bursa pencalonan
tersebut. “Saya pikir jika unsur non parpol memenangkan pilkada ini, maka dapat
dipastikan good governance dapat
dijalankan, karena kami hanya terikat komitmen dengan rakyat dalam menjalankan
pemerintahan,” jelas Gartono optimistik. [] Bogor-kita.com/Uddin Zainuddin